Sabtu, 07 Januari 2012

MANFAAT EKSTRAK IKAN GABUS untuk SIROSIS HATI

Oleh : ROKIT,SP
Penyuluh Perikanan Kabupaten Sinjai

Di negara maju, Sirosis hati merupakan salah satu penyebab kematian terbesar ketika penderita menginjak usia 45-46 tahun. Berbagai pengobatan dengan menggunakan herbal selalu dikembangkan didunia kedokteran. Salah satunya adalah pengembangan ekstrak Ikan Gabus untuk Sirosis hati.
Sirosis hati merupakan kelanjutan dari penyakit hati menahun, misalnya hepatitis B atau C yang ditandai dengan perubahan anatomi sel-sel hati menjadi jaringan ikat. Pasien sirosis hati umunya mengalami gangguan dalam proses metabolisme zat menjadi energi. Gejala dan penyakit yang menyertai sirosis hati di antaranya asites (busung air), anemia, protein energi malnutrisi, gangguan sistem imun, dan ensefalopati hepatik.
Prof. Dr. Nurul Akbar,SpPD-KGEH menjelaskan; “serangkaian serangan pada hati ini nantinya akan berakibat pada menurunnya kwalitas hidup penderita” dan Dokter Nurul menjelaskan lanjutan bahwa “salah satu cara untuk meringankan penderita sirosis hati ini adalah dengan meringankan kerja beban hati, aktifitas sehari-hari disesuaikan dengan kondisi tubuh. Pemberian obat-obtan (hepatotoksik) harus dilakukan dengan sangat hati-hati”. Selain itu, penderita diharuskan diet seimbang, cukup kalori dan mencegah konstipasi (kembung) pada  keadaan tertentu penderita disarankan untuk diet rendah protein dan rendah garam. Penentuan diet ini akhirnya menjadi dilema tersendiri, disatu sisi diet tinggi protein untuk memperbaiki status nutrisi akan menyebabkan hiperamonia (kelebihan amonia) yang berakibat terjadinya ensefalopati (gangguan fungsi otak). sedangkan asupan protein rendah maka kadar albumin dalam darah akan menurun sehingga terjadi malnutrisi yang akan membentuk keadaan hati. Dr. Nurul menjelaskan “untuk itu diperlukan nutrisi khusus hati yang kaya dengan asam amino penting lain seperti argimin, histidin, vitamin, dan mineral. Nutrisi khusus hati ini menjaga kecukupan, kebutuhan protein dan mempertahankan keadaan albumindarah tanpa meningkatkan resiko terjadinya hiperamonia.

Manfaat Ikan Gabus
Ikan dan hasil perikanan lainnya sangat bermanfaat, bukan saja karena nilai gizinya tetapi juga kelebihannya memberikan nilai tambah yang berkaitan dengan kesehatan. Sebagian bahan pangan, hasil perikanan merupakan sumber potein yang tinggi kwalitasnya dengan kelebihan tersedianya semua asam amino esensial dan kecukupannya menyediakan asam-asam amino lisin, metionin dan histidin. Hasil perikanan secara umum mempunyai kelebihan karena merupakan produk yang beresiko rendah, aman dan halal, dapat mengurangi atau menghambat  berbagai penyakit, merupakan sumber protein yang berkwalitas tinggi dengan asam-asam amino yang mencukupi, secara umum kandungan lemaknya rendah, dan kolesterol rendah.
Ikan gabus telah lama dikenal sangat bermanfaat bagi kesehatan sebagai pengobatan tradisional maupun pengobatan modern. Di Indonesia telah banyak dilakukan penelitian dan studi kasus dalam pemanfaatan ikan gabus untuk peningkatan albumin maupun protein tubuh dan hasilnya sangat memuaskan.  Bahkan selain meningkatkan albumin dan protein tubuh yang sangat cepat dan efektif karena bernilai biologis tinggi, sangat mudah diserap oleh saluran pencernaan dan mengandung asam amino yang lengkap, juga dapat mempertahankan albumin dan protein dalam batas normal, juga baik untuk memulihkan kondisi tubuh yang lemah, misalnya pada pasien stroke dan gagal ginjal dan membantu metabolisme, misalnya pada pasien Diabetes Mellitus karena mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, juga membantu bagi yang mengalami anemia akibat kekurangan darah (Haemoglobin) dan zat besi.

Sumber : Tabloit “Akuamina”  Edisi 25, 1 – 15 Nopember 2011 Tahun I.

CARA BUDIDAYA IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus)

oleh : Rokit,SP
Penyuluh Perikanan Kab. Sinjai
 

A.     Mengenal Lebih Dekat Ikan Gabus
Ikan gabus merupakan ikan air tawar liar dan predator benih yang rakus dan sangat ditakuti pembudidaya ikan. Ikan ini merupakan ikan buas (carnivore yang bersifat pemakan segala yang predator). Di alam, ikan gabus tidak hanya memangsa benih ikan tetapi juga ikan dewasa dan serangga air lainnya termasuk kodok.
Asal usul Ikan Gabus, Ternyata ikan gabus adalah ikan asli Indonesia. Hidup di perairan sekitar kita, di rawa, di waduk dan di sungai-sungai yang airnya tenang. Namun sayang, populasi ikan gabus di alam sudah mulai berkurang, sehingga budiadaya ikan gabus ini sangat perlu dikembangkan.
Ikan gabus dikenal dengan banyak nama. Ada yang menyebutnya sebagai aruan, haruan (Melayu dan Banjar), kocolan (Betawi); bayong, bogo, licingan, kutuk (Jawa), bale salo (Bugis); dan lain-lain.. Nama ilmiahnya adalah Channa striata (Bloch, 1793) dan ada yang menyebutnya Ophiocephalus striatus.
Kelas            :    Pisces
Subkelas       :    Actinopterygii
Ordo             :    Perciformes
Famili            :    Channidaeae
Genus            :    Channa
Species          :    Channa sriata/Ophiocephalus striatus
Ada beberapa jenis gabus. Channa striata merupakan jenis ikan gabus yang banyak ditemui dan memiliki ukuran tubuh relatif kecil. Jenis lain adalah gabus toman Channa micropeltes dan Channa pleuropthalmus. Gabus toman merupakan jenis gabus yang berukuran tubuh besar, mencapai panjang 1 meter dengan 5 kg.
Ikan gabus memiliki kepala berukuran besar dan agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead). Terdapat sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh berbentuk bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali atau torpedo. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecokelatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata).Warna ini sering kali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulutbesar,dengan gigi-gigi besar dan tajam.
Ikan gabus biasa ditemukan di perairan umum sebagai ikan liar. Banyak itangkap di danau, rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Di Indonesia, ikan gabus awalnya hanya terdapat di barat garis Wallacea (Sumatera, Jawa, dan Kalimantan). Namun dalam perjalanan waktu, ikan gabus diintroduksi (dimasukkan) ke wilayah Indonesia Timur.        
Pada beberapa daerah yang dilalui aliran sungai besar, rawa-rawa, danau, kolam, sawah dan lain sebagainya atau memasuki kolam-kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama yang memangsa ikan-ikan peliharaan. Jika sawah, kolam atau parit mengering, ikan ini akan berupaya pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan mengubur diri di dalam lumpur hingga tempat itu kembali berair. Oleh sebab itu ikan ini acap kali ditemui "berjalan" di daratan khususnya di malam hari di musim kemarau mencari tempat lain yang masih berair. Ikan gabus bisa bertahan hidup tanpa air karena bisa bernapas menyerap oksigen bebas menggunakan alat bantu pernapasan berupa "labirin".

B.      Ciri-Ciri Ikan Gabus
Ikan gabus memiliki kepala berukuran besar dan agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead). Terdapat sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh berbentuk bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali atau torpedo. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecokelatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata).Warna ini sering kali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam.

C.      Teknik Budidaya Ikan Gabu
1.      Perbedaan Ikan Gabus  Jantan Dan Betina  
 
Jantan dan betina ikan gabus bisa dibedakan dengan mudah. Caranya dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Jantan ditandai dengan kepala lonjong, warna tubuh lebih gelap, lubang kelamin memerah dan apabila diurut keluar cairan putih bening. Betina ditandai dengan kepala membulat, warna tubuh lebih terang, perut membesar dan lembek, bila diurut keluar telur. Induk jantan dan harus sudah mencapai 1 kg.


2.      Pemijahan Ikan Gabus          
Pemijahan dilakukan dalam bak beton atau fibreglass. Caranya, siapkan sebuah bak beton ukuran panjang 5 m, lebar 3 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 3 – 4 hari; masukan air setinggi 50 cm dan biarkan mengalir selama pemijahan; sebagai perangsang pemijahan, masukan eceng gondok hingga menutupi sebagian permukaan bak; masukan masukan 30 ekor induk betina; masukan pula 30 ekor induk jantan; biarkan memijah; ambil telur dengan sekupnet halus; telur siap untuk ditetaskan. Untuk mengetahui terjadinya pemijahan dilakukan pengontrolan setiap hari. Telur bersifat mengapung di permukaan air. Satu ekor induk betina bisa menghasilkan telur sebanyak 10.000 – 11.000 butir.
3.      Penetasan   
Penetasan telur dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 40 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama penetasan; pasang pula pemanas air hingga bersuhu 28 O C; masukan telur dengan kepadatan 4 – 6 butir/cm2; biarkan menetas. Telur akan menetas dalam waktu 24 jam. Sampai dua hari, larva tidak perlu diberi pakan, karena masih menyimpan makanan cadangan.
4.      Pemeliharaan Larva Ikan Gabus
    Pemeliharaan larva dilakukan setelah 2 hari menetas hingga berumur 15 hari, dalam akuarium yang sama dengan kepadatan 5 ekor/liter. Kelebihan larva bisa dipelihara dalam akuarium lain. Pada umur 2 hari, larva diberi pakan berupa naupli artemia dengan frekwensi 3 kali sehari. Dari umur 5 hari, larva diberi pakan tambahan berupa daphnia 3 kali sehari, secukupnya. Untuk menjaga kualitas air, dilakukan penyiponan, dengan membuang kotoran dan sisa pakan dan mengganti dengan air baru sebanyak 50 persen. Penyiponan dilakukan 3 hari sekali, tergantung kualitas air.
5.      Pendederan Ikan Gabus
Pendederan ikan gabus dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 200 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan parit keliling dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam / kotoran ternak; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 4.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 - 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam untuk setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.
6.      Pembesaran Ikan Gabus di Kolam
             Pemeliharaan ikan gabus untuk dibesarkan di kolam dengan cara sebagai berikut :
Siapkan kolam dengan ukuran tergantung keadaan lahan yang tersedia, biasanya ukuran antara 2.500 M2– 5.000 M2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan parit keliling dengan lebar 2 M dan tinggi 40 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 500 – 1.000 kg kotoran ayam / kotoran ternak; isi air setinggi 75 cm - 100 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar benih berumur 3 minggu sebanyak 5 ekor/M2  pada pagi hari; setelah itu beri pakan tambahan dengan dosis 3 – 5 % dari berat badan per hari; panen dapat dilakukan setelah ikan gabus berumur 3 – 4 bulan (ukuran konsumsi).

SUMBER : -    www.aquaculture.blogspot.com
    -       www.arepsmart.blogspot.com